Siapa bilang tukang bangunan itu tidak bisa lebih kaya dari insinyur, justru banyak tukang yang sebenarnya kekayaanya jauh diatas insinyur? gak percaya! disini kita akan menjabarkan bukti-bukti nyata, seringkali kita tertipu dengan penampilan seseorang dari segi materi, seseorang yang berpenampilan mewah kita anggap sebagai orang kaya sehingga kita pun ingin seperti mereka, pandangan tersebut tentu bukanlah hal yang benar, karena masih banyak faktor lain yang justru akan lebih mempengaruhi penilaian apakah seseorang itu kaya atau tidak, beginilah beberapa kriterianya
Bukti tukang bangunan lebih kaya dibanding insinyur
- Kaya karena tidak punya hutang, ya.. jadi tukang bangunan itu kalaupun punya hutang paling-paling beberapa ratus ribu saja dikantin proyek, itupun sudah ada jaminan bahwa yang bayar nanti bang mandor dipotong upah tenaga yang belum dibayar, selebihnya mungkin sedikit pusing memikirkan bayaran sekolah anak, tapi itu masih tergolong kebutuhan bukan keinginan. Berbeda dengan insinyur yang terkadang justru punya hutang besar, alasanya bukan karena kebutuhan tapi hanya menuruti keinginan atau gengsi gede-gedean, terpaksa kredit rumah, kredit mobil yang nilainya ratusan juta atau bahkan milyaran rupiah, wauww.. hutang itu bisa bikin pusing siang dan malam, semoga kita diberi kekuatan Allah agar terhindar dari hutang.
- Kaya waktu, ya.. banyak insinyur yang menjadi karyawan dan terikat kontrak dengan perusahaan, mereka terpaksa kerja dari jam 7 pagi sampai jam 24 malam, kalau tidak masuk kerja dikejar-kejar atasan, ini jauh berbeda dengan tukang bangunan yang jam kerjanya bebas, kalau lagi capek ya gak kerja dulu, resiko tidak mendapat bayaran, itu masalah belakangan, yang penting tubuh sehat, yang namanya uang bisa dicari lagi nanti.
- Kaya teman, he.. he.. karena tukang bangunan itu jam kerjanya lebih fleksibel, maka lebih banyak waktu untuk bersosialiasi dengan keluarga, teman, tetangga, saudara dan orang-orang yang bisa membuat hidup menjadi ramai dan menyenangkan.
- Kaya tenaga, ya.. jadi tukang bangunan itu bisa bikin tubuh sehat bugar karena sering beraktifitas secara fisik, mau bangun rumah juga bisa dikerjakan sendiri secara bertahap nanti jadi, berbeda dengan insinyur yang lebih banyak beraktifitas secara otak, perlu olahraga untuk menjaga kesehatan fisik, mau bangun rumah juga terpaksa mengeluarkan banyak uang untuk bayar upah tenaga tukang, kalau dana masih kurang terpaksa pinjam Bank, he.. he..
- Kaya perasaan, lho.. kenapa bisa? contohnya begini, tukang itu legowo atau nerima ketika disuruh-suruh atau ditegur mandor ketika pekerjaanya keliru, bahkan walaupun mandor tersebut umurnya lebih muda, sebaliknya banyak insinyur yang merasa sebagai orang pintar, kalau dikoreksi justru mara-marah tidak terima, ya.. kondisi ini tentu saja tidak semuanya.
Tulisan ini bukan berarti menganjurkan untuk jadi tukang bangunan karena dalam beberapa kondisi menurut uraian diatas lebih kaya dari insinyur, kedua profesi sama baik, tergantung pengelolaan diri agar bisa menjadi kaya dengan sesungguhnya, bukan kaya dari segi penampakan materi yang serba mewah, rumah megah, mobil mewah tapi masih kreditan, atau jangan sampai mendapatkanya dengan jalan yang tidak halal. ibarat buah yang luarnya terlihat bersih dan segar, setelah dibelah ternyata dalamnya busuk ada ulatnya lagi, hi… begitulah para koruptor proyek. yang paling baik adalah insinyur yang benar-benar kaya, kaya luar dalam, bukan hanya topeng hidupnya, yang berhasil menggunakan ilmunya untuk berkarya dan bermanfaat, insinyur yang berhasil mengendalikan diri, dan yang mendapatkan harta dengan cara halal lalu digunakan untuk kebaikan. Namun yang terkaya adalah yang paling dekat dengan Allah Tuhan yang maha kaya, karena disitulah letak kekayaan dan kebahagiaan hidup yang sesungguhnya, tak peduli apakah profesinya tukang bangunan atau insinyur, keduanya saling melengkapi bersama dalam membangun ibarat kelima jari tangan yang harus bekerjasama agar bisa mengangkat barang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar